Semarang, 29 Agustus 2025 — PGRI Jawa Tengah melalui rangkaian pelatihan Coding dan Kecerdasan Artifisial untuk Pembelajaran Mendalam menghadirkan sesi bertajuk “AI Generatif, Etika, dan Praktik untuk Guru”.
Narasumber: Ady Saefudin, S.Pd., M.Pd. (BBGTK Jawa Tengah). Host: Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si.
Sesi menekankan pentingnya pemanfaatan AI generatif tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga etika dan manajemen risiko. Guru diperkenalkan praktik pembuatan media belajar melalui Veo/Google AI Studio (video pendek), Lumen5 (konversi teks menjadi video), serta Suno (musik edukatif). Demonstrasi voice cloning via Replay menunjukkan bagaimana suara pengguna dapat diolah menjadi penyanyi virtual untuk kebutuhan pembelajaran.
Etika dan Risiko AI
Narasumber mengingatkan agar pendidik tetap kritis terhadap hasil AI karena data latih bisa bias atau tidak akurat. Risiko yang dibahas mencakup ketergantungan berlebihan, privasi, hak cipta, dan maraknya deepfake. Ditunjukkan pula contoh penipuan berbasis video palsu tokoh publik serta cara membedakannya dari konten asli.
Untuk verifikasi, peserta diperkenalkan alat pendeteksi gambar/konten AI seperti HaveIBeenModerated dan praktik fact-checking sederhana agar guru tidak ikut menyebarkan misinformasi.
“Guru harus menjadi produsen konten positif. Jika kita kalah aktif dari pihak yang membuat konten negatif, ruang digital kita akan dipenuhi hal-hal yang merugikan.”
Pesan Penutup
Peserta diajak memosisikan AI generatif sebagai asisten pribadi—bukan pengganti kreativitas guru. “AI bukan ancaman jika digunakan dengan bijak. Kendali ada di kita; gunakan untuk memperkaya pembelajaran, bukan menggantikannya.” Sesi ini menutup pertemuan keempat program PGRI Jawa Tengah, dengan ajakan terus mengembangkan literasi AI dan keamanan digital di kalangan pendidik.
- AI generatif
- Veo / Google AI Studio
- Lumen5
- Suno
- voice cloning
- etika AI
- deepfake
- media pembelajaran
0 Komentar