Semarang, 24 April 2025 — Dalam upaya mendorong transformasi pembelajaran berbasis digital, Noralia Purwa Yunita, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya penguasaan gamifikasi berbasis Artificial Intelligence (AI) bagi guru pada sesi pelatihan "Gamifikasi dalam Pembelajaran dengan AI" yang diselenggarakan oleh SLCC PGRI Jawa Tengah.
Berbicara di hadapan ratusan guru peserta Pelatihan Smart Learning and Character Center - SLCC melalui platform Zoom, Noralia menjelaskan secara rinci perbedaan antara AI dan Generative AI, serta aplikasinya dalam menciptakan soal dan media pembelajaran berbasis teknologi. “AI memungkinkan mesin berpikir dan bertindak seperti manusia, sedangkan Generative AI menciptakan hal baru, seperti laporan, desain, atau soal literasi berbasis konteks,” jelas Noralia dalam pemaparannya.
Materi pelatihan difokuskan pada penggunaan Genially untuk membuat game edukasi, serta Gemini AI sebagai alat generatif untuk mempercepat pembuatan soal berbasis literasi tinggi (HOTS). Noralia juga menegaskan pentingnya teknik prompting yang efektif untuk mendapatkan keluaran AI yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran.
“Ketika kita membuat prompt, kita harus menyebutkan persona, tugas yang jelas, format jawaban, serta batasan materinya. Ini agar jawaban dari AI tidak melebar ke mana-mana, tapi fokus sesuai harapan,” tegas Noralia sambil memandu praktik pembuatan soal menggunakan Gemini.
Dalam sesi praktik, peserta diajak membuat soal pilihan ganda berbasis bacaan untuk mendukung keterampilan literasi siswa. Dengan pendekatan ini, guru diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan teknologi bukan hanya untuk mempercepat kerja administratif, tetapi juga memperkaya proses pembelajaran di kelas.
Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si., Ketua SLCC PGRI Jawa Tengah, dalam sambutannya menyatakan bahwa penguasaan teknologi pendidikan saat ini adalah sebuah keniscayaan. “Teknologi seperti Quizizz, Genially, hingga Gemini bukan hanya alat, tetapi jembatan untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih hidup, kolaboratif, dan bermakna,” ujarnya menegaskan visi transformasi digital pendidikan.
Selain memberikan materi teoritis, Noralia juga memperagakan secara langsung bagaimana login ke Genially, memilih template gratis, membuat soal berbasis gamifikasi, hingga mengekspor hasil pembuatan soal dari Gemini ke Google Docs tanpa perlu mengetik manual. Ia mengingatkan, kendala teknis seperti lambatnya koneksi atau kesulitan login adalah tantangan biasa yang dapat diatasi dengan pengaturan perangkat yang tepat.
Pelatihan ini menjadi penting mengingat semakin dekatnya periode Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Guru-guru ditantang untuk menyiapkan asesmen yang tidak hanya berbasis hafalan, tetapi mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Menutup sesi, Dr Saptono mengingatkan bahwa teknologi harus tetap dipandang sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas guru. “Kalau kita tidak hati-hati, AI bisa justru meninabobokkan kita. Gunakan AI untuk mengakselerasi ide, bukan untuk mematikan kreativitas,” pungkasnya.
SLCC PGRI Jawa Tengah berkomitmen untuk terus mendampingi guru dalam mengembangkan keterampilan digital melalui program-program penguatan kapasitas inovatif sepanjang 2025.
0 Komentar