Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Integrasi Deep Learning, Gamifikasi, dan AI di Kelas

Semarang, 21 April 2025 – Pendekatan pembelajaran berbasis deep learning yang terintegrasi dengan gamifikasi dan kecerdasan buatan (AI) menjadi strategi baru yang didorong oleh SLCC PGRI Jawa Tengah untuk mendongkrak kualitas pembelajaran di sekolah. Dalam sesi kunci SiBATIK BAIK 2025 Seri 7, Noralia Purwa Yunita, S.Pd., M.Pd., memaparkan secara komprehensif tentang pentingnya perubahan paradigma pendidikan, dengan menekankan prinsip mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.

"Deep learning sebenarnya bukan hal baru. Banyak guru sudah menerapkannya tanpa sadar. Namun kini, dengan integrasi gamifikasi dan AI, pendekatan ini bisa jauh lebih bermakna dan menggembirakan bagi siswa," ujar Noralia dalam webinar yang diikuti ratusan pendidik dari berbagai daerah.

Noralia mengungkapkan, pendekatan deep learning menuntut siswa hadir penuh secara fisik dan mental di kelas. Ia mencontohkan pentingnya siswa memahami makna materi yang dipelajari, bukan sekadar menghafal. "Kalau siswa bertanya, 'Mengapa saya harus belajar ini?' dan kita tidak bisa menjawab dengan relevansi nyata, berarti pembelajaran itu belum bermakna," tegasnya.

Dalam sesi tersebut, Noralia memperkenalkan metode MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi) sebagai model pembelajaran berbasis pengalaman. Metode ini dikombinasikan dengan gamifikasi untuk memperkuat motivasi siswa. "Gamifikasi bukan sekadar membuat siswa senang, tapi ada aturan main, tantangan, dan penghargaan yang mendorong proses berpikir kritis," jelasnya.

Salah satu contoh gamifikasi kreatif yang dipaparkan adalah penggunaan aplikasi Genially untuk merancang game edukatif bertema “Resep Sop Ayam”. Dalam game ini, siswa harus menyusun resep secara logis melalui serangkaian tantangan berbasis pertanyaan, merepresentasikan proses berpikir bertahap dari sederhana hingga kompleks.

Di sisi lain, Dr. Katarina Herwanti, M.Pd. Moderator, menggarisbawahi pentingnya transformasi pembelajaran berbasis teknologi.

“Inovasi berbasis teknologi dalam pendidikan bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan. Guru masa kini harus kreatif, adaptif, dan mampu mengintegrasikan platform seperti Quizizz dalam kegiatan belajar-mengajar,” tegasnya.

Menurut Noralia, penerapan gamifikasi juga perlu memperhatikan kondisi riil siswa, termasuk ketersediaan perangkat digital. "Sebelum menentukan metode, lakukan asesmen awal. Jangan sampai kita buat gamifikasi berbasis online, padahal siswa banyak yang tidak punya akses perangkat," ujarnya mengingatkan.

Untuk implementasi di kelas, Noralia menawarkan dua model integrasi gamifikasi:
Gamifikasi di awal pembelajaran, sebagai pembuka untuk membangun motivasi.
Gamifikasi di akhir pembelajaran, sebagai asesmen formatif untuk mengukur pemahaman siswa.

Kedua model ini, lanjutnya, mengutamakan pengalaman belajar aktif, reflektif, dan berkesinambungan, sesuai dengan semangat Smart Learning and Character Center: berbagi praktik baik antar guru.

Dengan pendekatan inovatif ini, SLCC PGRI Jawa Tengah berharap dapat mendorong lebih banyak guru untuk mengadopsi teknologi secara kreatif dalam pembelajaran, dan membangun budaya belajar yang lebih bermakna di era digital.

Posting Komentar

0 Komentar