Semarang, Derap Guru. Upaya PGRI Jawa Tengah membantu para guru terus dilakukan melalui berbagai kegiatan. Salah satunya melalui SLCC PGRI Jawa Tengah yang secara rutin menggelar kegiatan Seminar Kamisan dalam Jaringan (SEKADAR). Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah, Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si., di sela acara SEKADAR, Kamis (29/04). Dr. Saptono yang juga ketua PSLCC PGRI Jawa Tengah ini menambahkan bahwa berbagai persoalan guru utamanya yang berkaitan dengan permasalahan profesi guru dibahas dalam Sekadar dengan menghadirkan para nara sumber yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Dalam sekadar hari kamis, 29 April 2021, PSLCC PGRI Jawa Tengah menghadirkan Miftahudin, S.Pd., M.Si. sebagai nara sumber dengan judul “Best Practice”. Melalui “sekadar” ini, Miftahudin yang pernah meraih juara nasional dalam penulisan best practice menguraikan banyak hal tentang kiat dan penulisan best practice serta manfaatnya bagi guru.
Mengawali paparannya, mantan guru SMP Negeri 10 Semarang yang kini menjadi Kepala SMPN 28 Semarang ini mengungkapkan ketertarikannya menulis best practice yang kemudian mengantarkannya sebagai juara nasional. Miftahudin menuliskan tentang JAMU (jajanan murid) yang ada disekitar sekolah dengan berbagai permasalahannya dan menjadikannya sebagai project membuat jajanan yang sehat, anak-anak pun diminta membagikan brosur dan ajakan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan sehat.
Miftahudin selanjutnya menjelaskan manfaat Best Practice bagi guru, yakni untuk mengatasi berbagai masalah di sekolah dalam melaksanakan TUPOKSI sebagai Guru. Diungkapkan juga tentang ciri-ciri best practice, hal-hal penting dalam best practice, sistimatika best practice dan bagaimana membuat rumusan masalah dalam penulisan best practice.
Kepada para guru, Miftahudin berpesan agar tidak membuat best practice yang berat-berat, karena untuk mengembangkan nantinya juga akan berat.
“Buatlah yang ekonomis dan efisien, misalnya, bagaimana mengatasi permasalahan yang ada di kelas”, jelasnya.
Ketua PSLCC PGRI Jateng, Dr Saptono Nugrohadi, MPd, MSi menjelaskan adanya perbedaan best practice dan PTS. Dijelaskan, bahwa Best Practice adalah tulisan ilmiah tentang pengalaman bertugas. Best Practice bisa berupa hal baru yang inovatif dan mampu menyebabkan perubahan serta bermanfaat secara berkelanjutan.
Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTS) adalah penelitian atas kegiatan perbaikan proses di dalam kelas atau PJJ berdasarkan masalah yang timbul dari pelaksanaan kegiatan sebelumnya. Tindakan Kelas sendiri dirancang untuk memecahkan masalah melalui pelaksanaan perubahan atau inovasi.
Kegiatan yang diikuti lebih dari 875 bapak ibu guru ini diakhiri tanya jawab nara sumber dengan peserta dipandu oleh moderator, Drs. Soleh Amin, M.Pd. dan host Yuniarto Budi Santosa, S.Pd. (pur)
0 Komentar