SLCCNews. Guru milenial yang turut mengharumksn nama PGRI Jawa Tengah pada lomba gurulympic kali ini adalah Yuli Arisandi M.Pd, Guru SMP Negeri 2 Wanadadi, Banjarnegara. Guru Bahasa Inggris berusia 43 tahun yg punya hobby membaca ini berhasil mendapatkan dua medali, yakni 1 medali perak untuk cabang lomba "blended learning dan flipped classroom (hari ketiga). Kemudian 1 medali perak untuk cabang lomba "problem based learning dan experiential learning" (hari keempat).
Yuli Arisandi mengaku tertarik ikut lomba ini untuk memotivasi diri serta menambah dan mengembangkan ilmu supaya menjadi guru yang"literate" dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Ini menurutnya hal penting sebagai modal untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu 4C:creative,colaborative, critical thinking dan communicative.
"kebetulan materinya sangat kontekstual, relevan dengan masa pandemi sekarang ini.dan memang materinya sangat menarik semua dan sangat penting untuk diterapkan dan dikembangkan dalam dunia pendidikan", ungkap Yuli menjelaskan.
Ditanya perihal kesulitan yang ia rasakan, menurutnya adalah bagaimana menguasai materi dalam waktu cepat karena sebagian materi yang dilombakan adalah hal baru yang perlu ditelaah secara mendalam. Meski ada kesulitan tetapi ia memaknai itu juga tantangan yang menarik.
Yuli mengaku terkesan dengan lomba gurulympics ini karena semua materinya sangat menarik dan relevan dengan perkembangan zaman. Menurutnya banyak hal baru yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah. Karena itu ia berpesan agar lomba ini secara teknis dan substansi dikembangkan terus. Kegiatan lomba ini juga diharapkan bisa dilaksanakan setiap tahun untuk memacu para guru belajar dan mengembangkan ilmu supaya tidak statis.
"Semoga greget para guru semakin meningkat untuk berpartisipasi dalam lomba ini", ungkap Yuli menambahkan.
Kritik dan saran
Pada momentum HUT PGRI ke-75 ini Yuli menyampaikan kritik kepada PGRI sebagai organisasi profesi yang menurutnya kurang dalam kegiatan yang bisa mengikat anggotanya untuk berperan serta membuat "PGRI" sebagai wahana meningkatkan profesionalisme guru. Kegiatan PGRI seperti tersebut seharusnya bisa dilakukan secara kontinyu dan dinamis.
Baca juga : Guru Mendongeng Timun Mas
Untuk peningkatan dan pengembangan kompetensi para guru, Yuli meberikan saran agar melalui PGRI diperbanyak pelatihan, kegiatan lomba diadakan rutin setiap tahun. Pada tingkat tertentu atau daerah tertentu mungkin hal ini sudah dilakukan tetapi menurutnya belum merata dan belum menjangkau semua guru.
Dia mengakui beberapa pelatihan sudah dilakukan PGRI tetapi masih kurang banyak, mungkin bisa ditambah pelatihan penulisan artikel, PTK, penulisan buku pendidikan, pembuatan karya inovative dan lain-lain. PGRI juga dilihatnya sudah menjadi media penyampai informasi kedinasan, walaupun bukan untuk kompetisi, ini hal yang positif .
"PGRI sudah ada kegiatan seperti yang saya sebutkan, tetapi sifatnya masih insidentil belum rutin setiap tahunnya", jelas Yuli mengakhiri percakapan. (Pur)
0 Komentar