Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Siti Januar dan Januar Ani, Jawara Gurulympics yang Kembar

 

SLCCNews. Siti Januar ST dan Januar Ani, ST, S.Pd.AUD adalah saudara kembar yang sama-sama memiliki komitmen menjadi pendidik di lembaga pendidikan yang sama, yakni TKIT Permata Hati Banjarnegara. Siti Januar berkeyakinan, bahwa menjadi guru bukan sekedar bekerja untuk mendapatkan gaji atau penghasilan yang dibutuhkan di dunia tetapi juga menjadi investasi di akhirat. 

Siti Januar yang sudah mengabdi selama 16 tahun ini beranggapan bahwa guru itu harus tetap belajar, dan itulah disebut guru pembelajar. Terkait dengan praktik PJJ, Siti Januar membagikan Strategi pembelajaran PJJ yang menarik, baik dengan cara full daring maupun dengan luring atau gabungan keduanya (blended).  Pandemi covid-19 mengharuskan pembelajaran seperti itu karena itu guru harus mampu berinovasi dan berkreasi sesuai kebutuhan.  “Ini sesuai pesan Rosululloh, didiklah anakmu sesuai jamannya”, jelas Siti Januar. 

Apa Strateginya 

Siti Januar menjelaskan apa yang dilakukan dalam pembelajaran daring? Ia mengaku membuat sendiri video dan membagikannya kepada para siswa melalui WA. Sebelum itu dirinya melakukan langkah-langkah; 1) menyusun pembelajaran yang akan dilakukan seperti apa; 2) menentukan pemeranya; 3) menentukan kameramenya, dan menentukan juga siapa sutradaranya. Dengan demikian, menurutnya, guru tidak hanya menyusun RPP tetapi juga membuat scenario pembelajaran yang menarik, menjadi foto grafer, sutradara, dan sebagainya. 

“Dengan video tersebut anak-anak belajar, dan dapat juga membuka video pembelajaran yang lain, karena itu diperlukan adanya pendampingan dari  orang tua masing-masing”, jelasnya. 

Perubahan Kebijakan

Berdasarkan aspirasi orang tua siswa, pada tahun pelajaran 2020/2021, pembelajaran dilakukan secara terpadu (blended), yaitu campuran antara daring dan luring. Untuk daring masih sama seperti sebelumnya, guru mengirim video tetapi tidak setiap hari, sedangkan untuk luring dilakukan dengan home visit setiap dua pekan sekali, ada penggunaan LKA, dan media lain sebagai sarana belajar anak. Pada awal home visit ini Siti Januar mengaku sempat jatuh sakit. 

“Mungkin kelelahan ya, karena selain melakukan daring juga harus mendatangi murid satu per satu, dalam satu hari harus mendatangi dua atau tiga anak”, jelasnya. 

Dengan metode ini guru mengajar dengan materi sama tetapi anak yang berbeda. Dari hasil sharing para guru, cara ini dinilai kurang efektif, baik untuk guru maupun anak. Untuk guru yang harus datangi 3 anak dalam satu hari membuat guru kelelahan, begitu juga dengan anak yang mendapat giliran kunjungan ketiga juga merasa bosan dan lelah menanti gurunya. 

Baca juga : Widyanti, S.Pd.SD. : Jangan Hanya Menjadi Guru Yang Biasa, Jadilah Guru Yang Luar Biasa

Pola satu anak satu guru ini kemudian diubah dengan grup belajar, dibuat kelompok kecil terdiri maksimal 3 anak, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan diatur dengan SOP.  

Anak Ketiduran

Pembelajaran dengan model grup seperti diatas juga memunculkan fenomena, ketika guru datang, ada anak yang pura-pura tidur, tetapi ada juga anak yang memang masih tidur beneran sehingga guru harus menunggu anak bangun dan mandi terlebih dahulu baru mulai pelajaran. 

Siti Januar menambahkan bahwa kurikulum TKIT tempat dia mengajar, materinya menekankan pada pendidikan karakter dengan bekal ketrampilan hidup sehari-hari. 

“missalnya anak disuruh merapikan sandal dan mencuci barang-barang yang habis dipakai sebagai kebiasaan. Ada juga materi hafalan, misalnya dengan menggunakan voice tone dengan menghafal materi surat-surat pendek dalam alquran, one day one ayat diulang 10 kali”, jelas Siti Januar memberikan contoh pendidikan karakter yang dilakukan untuk anak-anak. 

Siti Januar dan Januar Ani mengakui adanya pengaruh PJJ terhadap hasil belajar anak. Menurut mereka, PJJ sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena tidak semua ortu memiliki waktu yang sama untuk mendampingi anak-anak dirumah. Ada yang bisanya malam hari, ada yang hari libur. Sehingga tidak memaksakan orang tua harus melaporkan hasil belajar anak setiap hari. 

“Perlu kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Orang tua mau tidak mau harus bisa menjadi guru”, jelasnya. 

Simpulan

Januar Ani berkesimpulan, bahwa tugas guru tidak hanya membuat RPP. Strategi pembelajaran sebagaus apapun kalau tidak ada kolaborasi guru dan orang tua siswa maka hasilnya tidak akan maksimal. 

PJJ mengajarkan kepada kita, tidak hanya belajar memahami orang lain tetapi pandemi juga mengingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama; antara guru dan orang tua untuk menciptakan pembelajaran yang efektif selama anak-anak belajar dari rumah.

“Ayo belajar bersama, bergandeng tangan bersama untuk menjadi guru pembelajar dan orang tua pembelajar”, tegas Januar Ani. (pur)

(Disarikan dari podcast guru kembar, Siti Januar dan Januar Ani)

Posting Komentar

0 Komentar